Sabtu, 11 Juli 2020

Penulisan Kata "Maha"


Sumber: republika.co.id

Dalam sila pertama Pancasila dituliskan “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sementara dalam Pembukaan UUD 1945, tepatnya pada alinea ke-3 tertulis “Tuhan Yang Maha Kuasa”.

Penulisan “Maha” dalam sila pertama Pancasila maupun alinea ke-3 Pembukaan UUD 1945 termasuk ke dalam pengecualian.

Lokasi: Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Bogor (Foto: @dwi_klarasari)
Selain pengecualian tersebut, menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ada 2 cara penulisan "maha" sebagaimana berikut.
  1. Penulisannya dipisah jika diikuti oleh kata turunan atau kata berimbuhan; dan dipakai huruf kapital bila mengacu pada nama atau sifat Tuhan. Contoh: Maha Pengasih; Maha Pengampun; dan Maha Pemurah. 
  2. Penulisannya dirangkai jika diikuti kata dasar (kecuali 'esa') dan ditulis kapital untuk nama atau sifat Tuhan. Contoh: Tuhan Maha Esa, Mahakuasa, dan Mahakasih; mahasiswa/mahasiswi; maharupa; mahaguru; mahapatih; dan maharesi.
Untuk lebih jelas, silakan merujuk pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) daring pada tautan ini.

Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

Depok, 6 Juni 2020