Sabtu, 28 Maret 2009

Ayo Selamatkan Bumi!


Earth Hour 2009... ayo berpartisipasi! Ayo tunjukkan cinta kita pada Bumi rumah kita...

Lebih dari 1 minggu y.l kudengar ajakan itu dari radio dan televisi.
Ayo padamkan lampu selama 1 jam untuk membantu menyelamatkan bumi!!!
Ajakan yang sama datang dari milis2 yg kuikuti... juga dari sumber utamanya http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=news.detail&id=NWS1236846306&language=i
Mematikan lampu selama satu jam membantu menyelamatkan Bumi? Woouw begitu mudahnya...?? Tentu saja aku langsung setuju dan sepakat!!!


Namun, saat kukabarkan info ini ke beberapa teman...eh hanya sedikit yang menanggapi dengan antusias. Ikut menyelamatkan bumi memang harus dimulai dari diri sendiri. Aku selalu ingin turut berpartisipasi sejak isue global warming merebak. Memang hanya dengan cara-cara paling sederhana dalam hidup sehari-hari. Memisahkan sampah, memakai barang bekas, mematikan lampu bila tak dipakai, mematikan TV bila tak ditonton, dsb.
Aku sangat cerewet... di rumah, di kost, bahkan saat bubaran kantor jika tidak ada yang berinisiatif mematikan lampu, AC, dll. Kadang kala aku harus sabar menerima cibiran, karena beberapa orang memandangku dengan cara aneh.. seolah-olah melihat seorang duta WWF gadungan yang sok mengajak menyelamatkan bumi. Padahal aku pun hanya setitik nohtah kecil tak berarti di bumi maha luas ini. Namun kita tak harus menyerah, bukan? Semoga cibiran itu hanya sementara... karena aku yakin setiap orang mencintai Planet Bumi ini.



PS: Semoga semakin banyak yang peduli pada Bumi tercinta!

Minggu, 15 Maret 2009

Pelanggan Setia Warnet?

Aku tidak ingat sejak kapan mulai berkawan dengan teknologi internet. Entah sudah berapa pula warung internet (warnet) pernah jadi langgananku. Mulanya aku memang hanya perlu mengirim surat dan foto lewat email agar komunikasi mudah, cepat, dan murah. Kemudian mulai kucoba browsing, mencari informasi & data untuk pekerjaan atau sekadar memenuhi rasa ingin tahu.

Salanjutnya, entah tahun berapa saat blog mulai booming, aku pun mulai mengintip dan terkagum-kagum pada sejumlah blog yang bertebaran. Sebenarnya saat itu aku sudah ingin belajar atau ikut nge-blog. Namun, aku belum berani duduk berlama-lama di warnet untuk mempelajari dan membuat blog.

Alasannya belum tersedia cukup dana, bahkan untuk menikmati blog orang lain pun kugunakan fasilitas save page as. Kalau semua informasi dibaca di warnet bisa bikin jebol kantong. Hehehe... Jadi saat itu mempunyai blog sendiri memang masih sekadar keinginan.

Kantor tempatku bekerja pun belakangan juga menyediakan fasilitas internet. Namun berselancar untuk kepentingan pribadi dengan fasilitas kantor tentu tak bisa bebas, paling sebatas kirim dan buka email. Sisanya lebih urusan pekerjaan. Meskipun begitu banyak informasi penting yang kudapat. Namun tetap saja keinginan membuat blog tidak dapat diwujudkan saat itu.

Eh, mempunyai blog belum terealisasi... sudah heboh berbagai invitation dari berbagai web pertemanan... hi5, flixer, friendster, plaxo. Hingga yang terbaru dan berhasil menyihirku adalah facebook.

Akhirnya, aku memang merelakan dana lebih untuk main ke warnet. Beberapa hari sekali sepulang kerja aku mampir ke warnet. Men-download cara-cara membuat blog. Memilih layanan blog. Mempelajari blog orang lain. Mulailah aku belajar ngeblog, sampai akhirnya kubuat blog ini.

Untuk memilih layanan blog, membuat template, men-upload, hingga siap siap dibagikan ke orang lain kuperlukan waktu berhari-hari. Lalu sebagai sambilan kubuat Friendster account. Tapi ternyata menghabiskan waktu cukup banyak untuk mengelola keduanya. Belum lagi kalau browsing segala macam informasi.

Aku tipe orang yang selalu ingin tahu lebih banyak. Info tentang kesehatan/penyakit sering kucari via internet. Demikian pula informasi berita, tulisan, majalah, buku, hingga film. Semakin berselancar semakin banyak yang ingin kutahu. Alhasil jajan bulananku terserap ke warnet. Sekali duduk aku bisa menghabiskan 10-20 ribu. Seminggu bisa lebih dari 50 ribu. Waaah ... tekor nih, pikirku!

Hingga suatu hari kudengar informasi kalau hp-ku CDMA bisa dimanfaatkan sebagai modem ke PC. Segera Kubeli kabel USB dan kuinstal ke komputer. Voila, berhasil! Namun, baru berselancar selama 15 menit pulsaku sudah melayang lebih dari 20 ribu rupiah. Akhirnya, hanya saat mendesak saja kupakai hp-modem CDMA, selebihnya aku kembali menjadi pelanggan setia warnet.

Akhir 2008 sempat kudengar iklan di radio tentang smart yang menawarkan hp modem. Aku sangat tertarik, tetapi kuhitung-hitung tabunganku belum mencukupi. Kucari info untuk mencari solusi mengurangi kunjungan dan dana ke warnet. Seorang teman memberi informasi tentang firstmedia... layanan langganan tv kabel dan internet. Waah sangat menarik... ! Segera kubrowsing ke internet info tersebut. Sudah lengkap info harga dan segala macam dan siap memutuskan... eh baru teringat bahwa aku seorang kontraktor... alias pengontrak rumah. Rumah masih ngontrak dan kemungkinan besar masih berpindah-pindah tentu sangat tidak nyaman menggunakan layanan itu. Dengan menyesal, kubatalkan rencana yang telah matang itu.

Bagaimana akhirnya? Akhirnya Kupilih yang Smart

PS: Sementara kembali menjadi pelanggan setia warnet....

Sabtu, 14 Maret 2009

Akhirnya Kupilih SMART

Sumber: www.ahmaddonk.com

Awal Maret aku membaca iklan di kompas tentang "bundling modem" yang dikeluarkan beberapa provider CDMA. Ada satu yang sudah pernah kudengar di akhir 2008, yaitu smart.

Rupanya iklan tersebut sangat menarik hati. Oleh karenanya aku sgera berburu informasi ke internet tentang bundling modem ini. Layanan, harga, penawaran, dll. Dari hasil berselancar ke sana kemari akhirnya kudapatkan informasi yang cukup lengkap perihal bundling modem yang ditawarkan smart jump dan mobile 8.

Selanjutnya, kucari milis komunitas orang-orang yang ahli di bidang modem untuk mengetahui pendapat mereka tentang produk tersebut. Sejujurnya aku sendiri tidak terlalu mengenalnya. Beginilah informasi detail tentang smart bundling modem.

About Smart Jump Evolution-Data Optimized atau Evolution-Data

EV-DO atau EVDO adalah standard telekomunikasi untuk tranmisi data wireless melewati sinyal radio, secara spesifik untuk akses Internet broadband. EVDO menggunakan teknik multiplexing termasuk CDMA (Code Division Multiple Access) sebaik Time Division Multiple Access (TDMA) untuk memaksimalkan penggunaan baik secara individu ataupun keseluruhan sistem.

EVDO telah memiliki standard dari 3rd Generation Partnertship Project 2 (3GPP2) sebagai bagian dari standard keluarga CDMA2000, dan telah diadopsi oleh banyak provider telepon mobile dari seluruh dunia-khususnya mereka yang bekerja dalam jaringan CDMA. Digunakan juga oleh jaringan satelit telepon Globalstar.

EVDO didesain sebagai evolusi dari standard CDMA2000 (IS-2000) yang disupport dengan kecepatan data dan dapat disebarkan oleh layanan wireless. Channel EVDO memiliki bandwith 1,25MHz, bandwith yang seukuran dengan penggunaan IS-95A (IS-95) dan IS-2000 (1xRTT). Struktur channelnya, di sisi lain, sangat berbeda. Apalagi keseluruhan jaringannya acket-based, dan itu tidak dibatasi oleh batasan yang biasa ada dalam jaringan circuit switched.

Fitur EVDO, jaringan CDMA2000, telah menyediakan akses ke mobile device dengan kecepatan interface link forward 2,4 Mbit/s dengan Rev.0 dan sampai dengan 3.1 Mbit/s dengan Rev.A. Reverse link untuk Rev.0 dapat beroperasi sampai dengan 153 kbit/s, sementara itu Rev.A dapat beroperasi sampai dengan 1.8 Mbit/s. EVDO didesain untuk mengoperasikan end-to-end sebagai jaringan dasar IP, sehingga dapat mendukung aplikasi lain yang dapat beroperasi dalam jaringan dan batasan bit rate.

Ada beberapa revisi standar, dimulai dengan revisi 0 (Rev.0). Ini diperlebar dengan revisi A untuk mendukung Qos dan rating lebih tinggi dalam forward link dan reverse link. Kemudian pada tahun 2006 revisi B dipublikasikan dengan segala kelebihan yang ada didalamnya untuk mencapai standar yang lebih tinggi dan memperendah keterlambatan (lihat TIA-856 Rev B di bawah).

Peningkatan dari EV-DO rev A ke EV-DO rev B termasuk perkembangan software pada cell site modem, dan perlengkapan tambahan untuk EV-DO yang baru. Operator CDMA2000 yang sudah ada juga boleh mengubah saluran 1xRTT yang sudah ada ke frekuensi yang lain, sejak Rev B memerlukan semua DO carriers dalam 5 MHz.


Fitur Modem
SMART EVDO MV-140B
Wireless Internet Broadband USB Modem 
 Broadband Data up to 3,1 Mbps
Voice Calling and Text messaging
Dekstop or Laptop Compatible
Microsoft Outlook Synchronization
Display to View service Status
Battery Maximizes Power Transmission

Untuk informasi lebih jelas kunjungi http://www.nge-jump.com

Akhirnya,  dengan segala pertimbangan kupilih smart sebagai modemku.
Sekarang aku bisa ngeblog di rumah, sambil menunggu air mendidih untuk menyeduh kopi. Atau kapan saja kuinginkan.


PS:
Tertarik? Ayo ikutan mencoba!
Tapi sayang, coverage area baru sebatas Jabodetabek!

Senin, 09 Maret 2009

Berpamitan


Sudah seharusnya berpamitan saat pergi dari suatu tempat di mana kita masih meninggalkan orang lain. Entah keluarga di rumah, atasan/rekan di kantor, bahkan teman-teman di tempat nongkrong. Berpamitan menjadi sangat penting saat kita bertamu. Hanya maling yang konon tidak pernah berpamitan. (Datang pun dia tidak permisi! Hehehe...)

Berpamitan menjadi tata krama yang sangat dijunjung tinggi dalam berbagai adat/ kelompok masyarakat. Orang yang tidak berpamitan saat meninggalkan tempat, bisa dibilang “tak punya adat”. Dalam keluarga muslim, mengucapkan Assalamualaikum1) sebelum pergi atau saat datang wajib hukumnya.

Dari empat bersaudara, aku bisa dibilang paling bandel. Saat masih duduk di Sekolah Dasar, aku kadang berpamitan sesukaku. Aku sering berteriak sambil berlari keluar rumah. Alhasil, ibuku akan menyuruhku kembali untuk memperbaiki caraku berpamitan. Dengan cemberut atau berkeluh kesah, biasanya aku akan kembali, menghampiri Ibu atau Ayah lalu mencium punggung tangan beliau sambil bergumam kesal “Bu/Ayah, berangkat sekolah”.

Setelah besar kebandelanku dalam berpamitan kadang kala masih kuulang. (Bukan bandel ... hanya iseng!) Saat jadi perantau di Medan, aku tinggal bersama sebuah keluarga Batak Karo. Pada Mamak (Ibu kost yang sudah menjadi orang tua sendiri), aku sering bercanda. “Mak, Laos aku … Vietnam, Kamboja, Thailand!” Laos dalam bahasa Karo berarti pergi. Ibu kost yang kupanggil Mamak pun biasanya hanya tersenyum sumringah menanggapi kebandelanku.

Konon katanya, kalau disuguh makan besar saat bertamu, tidak sopan jika segera sesudah menghabiskan makan kita langsung berpamitan. Entah hanya Ibuku yang memiliki prinsip ini dan mengajarkan pada anak-anaknya atau memang semua ibu demikian. Setelah aku semakin berumur, prinsip tersebut benar-benar kuakui kebenarannya. Bukan hanya menyangkut kesopanan tapi juga kesehatan. Secara biologis, berpamitan sesudah selesai menyantap makan besar memang tidak tepat karena proses pencernaan belum lagi sempurna. Mungkin perlu waktu 10-15 menit. Kalau beruntung, mungkin masih ada tawaran semangkuk es krim sebagai makanan penutup. :)

Pernah aku main ke rumah temanku dan disuguh makan siang. Sesudah menghabiskan makan siang aku pamit pulang. “Wah, SMP ya?” Seloroh ayah temanku. Aku hanya tersenyum tak mengerti. Wah, beliau menyangka aku anak SMP! Mungkin ayah temanku memang tidak tahu kalau aku ini teman sekolah anaknya di SMA. Namun, beberapa tahun kemudian seloroh yang sama kudengar dari kakak sepupuku. Waktu itu karena takut kemalaman pulang dari rumahnya, sesudah makan malam aku buru-buru pamit. “Kok SMP, gak elok! Ngobrol dulu sebentar!” Demikian kata kakakku. Selidik punya selidik, ternyata akronim SMP seperti seloroh ayah teman SMA-ku adalah kependekan dari Sesudah Makan Pulang. Ha...ha... ha...

Ada satu hal tentang berpamitan yang selalu membuatku tersenyum. Tamu di rumah orang tuaku selalu berpamitan lebih dari satu kali. Makin akrab tamu itu dengan keluarga kami semakin banyaklah salam pamit akan disampaikan.

Pertama, jika tamu seorang rekanan biasa. Beranjak dari kursi tamu ia akan mengucapkan salam pamit dan bersalaman. Ayah atau Ibuku biasanya akan mengantar sampai pintu. Di pintu sekali lagi mereka berpamitan dan menghilanglah tamu di kelokan teras. Mengucapkan kata pamit dan bersalaman dalam 2 waktu berbeda, bisa dihitung dua kali berpamitan!

Kedua, jika tamu itu adalah teman dekat. Biasanya sambil menyeruput suguhan minuman untuk terakhir kali, mereka akan melontarkan kalimat pamit. “Sampun cekap, nyuwun pamit”. Beranjak dari kursi mereka akan bersalaman dengan Ayah/Ibuku dan kembali mengucapkan salam pamit lengkap dengan ucapan terima kasih untuk suguhannya. Tapi jangan salah, obrolan masih akan berlanjut karena Ayah/Ibuku akan mengantar hingga ke depan rumah sampai mereka lenyap di ujung jalan. Maklum teman dekat! Di teras rumah, biasanya sang tamu akan berpamitan lagi. Lalu di atas kendaraan atau di dalam mobil mereka kembali berpamitan. Jika dihitung jumlahnya empat kali!

Ketiga, jika sang tamu adalah keluarga dekat. Tamu golongan ini tentu akan menembus batas-batas area publik. Saat pertama datang bisa langsung ngobrol di dapur bersama Ibu, pindah ke ruang keluarga, ruang tamu, teras, atau ruang mana pun. Saat mereka sudah berpamitan pulang, mungkin saja Ibu baru selesai memasak lalu menawarkan makan. Selesai ngobrol di ruang makan pamitan kembali diulang, sambil berjalan ke ruang tamu. Bukan langsung keluar mereka masih duduk lagi di ruang tamu. Ngobrol lagi. Lalu sambil menandaskan suguhan kopi enak bikinan ibu sang tamu akan berpamitan lagi. Lalu di pintu,di teras rumah, juga di mobil. Jumlahnya , enam kali! ­­

Keempat, bagaimana jika tamunya seorang pelupa? Berurusan dengan tamu pelupa, tentu lebih banyak lagi salam pamit yang akan kami terima. Terlebih lagi jika tamu pelupa itu adalah keluarga dekat. Wah, bisa lebih dari sepuluh kali salam pamit terucap. Bagaimana tidak? Sejak beranjak pertama kali hingga berada di atas kendaraan saja sudah 5 kali pamit. Bayangkan, jika tamu itu kembali masuk ke rumah untuk mengambil barang yang tertinggal. Tebaklah, dia tentu akan berpamitan lagi, lagi, lagi, lagi. dan lagi.

Ternyata bukan hanya tamu di rumah orang tuaku yang pamit berkali-kali. Beberapa temanku mengaku selalu berpamitan lebih dari 2 kali. Bahkan, ada seorang teman yang punya kenangan lucu tentang berpamitan. Setelah berkali-kali pamit, akhirnya justru dia pergi bersama seluruh penghuni rumah (yang telah diberi salam pamit).

Pada waktu itu temanku berada di rumah tunangannya. Dia dan tunangannya berencana pergi ke gereja. Sebelum pergi, temanku pamit pada calon mertua dan seisi rumah. Eh, baru sampai di teras rumah, hujan turun dengan lebat.

“Tunggulah reda,” kata tunangannya. Mereka pun duduk dan ngobrol di teras.

Setelah reda, temanku berpamitan lagi. Kedua calon mertua mengantar sampai di teras. Beberapa kali motor dihidupkan selalu gagal. Olala... ternyata busi motor harus dibersihkan. Terpaksa temanku duduk di teras, sementara tunangannya membereskan motor. Setelah motor selesai diperbaiki... sekali lagi mereka berpamitan... untuk ke-3 kalinya. Bremmm... kali ini benar-benar berangkat! Tapi, belum jauh berkendara, tepatnya ketika sampai di gerbang, sebuah mobil membunyikan klakson hendak masuk halaman. Pengendaranya adalah tante sang tunangan.

“Ngobrol dululah. Tante kan belum kenal...,” kata sang Tante dari dalam mobil.

“Kita ke gereja yang ke-2 saja,” bisik tunangannya.

Motor dimatikan dan mereka kembali masuk ke rumah. Bersama tunangan dan kedua calon mertuanya, temanku menemani sang tante ngobrol. Setelah ngobrol cukup lama, calon mertua memutuskan untuk ke gereja bersama-sama sang tante. Temanku dan tunangannya juga diajak semobil. Akhirnya... temanku, tunangannya, dan seluruh keluarga bermobil bersama ke gereja. Jadi untuk apa dari tadi pamit berkali-kali, begitu cerita temanku sedikit kesal.

Pernah terlintas di benakku bahwa berpamitan berulang kali adalah sebuah basa basi yang sangat basi. Dan, aku berniat menghilangkannya! Aku hanya akan berpamitan satu kali jika bertamu, begitu janjiku! Tapi janji itu ternyata susah diterapkan! Setelah diantar tuan rumah hingga pintu gerbang halaman dan tidak berpamitan sekali lagi, aku merasa seperti orang yang tidak punya sopan santun. Ah peduli amat jika basa basi ini memang basi! Mungkin basa basi adalah salah satu keindahan hidup di negara timur. 

Kalimalang, Maret 2009

Catatan:
1. Assalamualaikum: salam dalam bahasa arab
2. Mak, laos aku (Bhs. Karo): Mak, pergi/berangkat aku.
4. sumringah (Bhs. Jawa): gembira
5. gak elok (Bahasa Jawa): tidak sopan/baik.
6. Sampun cekap, nyuwun pamit (Bahasa Jawa): Sudah cukup, mohon pamit