Selasa, 09 Agustus 2011

Satu Perspektif


Foto: @dwi_klarasari

Saat pertama berkendara
Aku tak suka terjebak lampu kuning
Karena tak jelas harus berhenti atau terus melaju
Lalu waktu mengajarkanku suatu makna
Saat lampu kuning menyala, aku bisa mengatur emosi
agar tetap terkendali hingga selalu aman berkendara
Sejak itu nyala lampu kuning di simpang jalan
tak lagi meresahkanku, kecuali saat diburu waktu... ;)

Dulu, aku tak suka berbaju kuning
Karena tampak paling mencolok dalam kelompok
Serasa menjadi pusat perhatian
Lalu bersama kado kaos kuning, teman sejatiku berkata...
“Kalau berbaju kuning kau terlihat cerdas!”
Entah gurauan atau begitu adanya
Tapi sejak itu kucoba menyukai berbaju kuning
Dengan sedikit harapan benar-benar menjadi cerdas... :)

Teman yang pandai berdagang pun turut berkata
“Jika kau berbaju kuning saat berdagang,
pembeli akan datang tiada henti...
kuning adalah warna hoki para pedagang”
Entah hoki atau bukan (karena Tuhanlah pengatur rezeki)
Tapi sejak itu aku makin percaya diri berbaju kuning...
meski tak jua sukses berdagang... :))

Untuk meyakinkan diri...
Lalu kupunguti arti warna kuning dari berbagai kamus
Konon, kuning warna sang pemikir dan pemberi ide brilian
Katanya, kuning melambangkan optimisme
Kabarnya, warna kuning memberi ekspresi gembira
dan mampu meningkatkan konsentrasi
Serta banyak lagi, semua serba positif...

Meski sesungguhnya...
kisah ini bukanlah tentang makna warna kuning
Namun lebih tentang perspektif kehidupan...
Bagaimana kita meneropong hidup
Ada begitu banyak perspektif

Kalaupun bukan semua,
tentu ada satu bernilai positif
Ambil dan biarkan itu
Menjadi lentera dan
memaknai hidupmu...


Depok, 9 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar