Lentera Jiwaku
(by: Nugie)
Lama sudah kumencari
Apa yang hendak
kulakukan
Segala titik
kujelajahi
Tiada satupun
kumengerti
Sesatkah aku
Sisa muda hidup
Yang kubaca
Terkadang tak mudah
kucerna
Bunga-bunga dan
rerumputan
Bilakah kau tahu
jawabnya
Inikah jalanku
Inikah takdirku
Biarkan kumengikuti
suara dalam hati
Yang slalu
membunyikan cinta
Kupercaya dan
kuyakini murninya nurani
Menjadi penunjuk
jalanku
Lentera jiwaku
Ooo…yeiyeeee
Reff
Kubiarkan
kumengikuti suara dalam hati
Yang slalu
membunyikan cinta
Kupercaya dan
kuyakini
Murninya nurani
Menjadi penunjuk
jalanku
Lentera jiwaku
Itulah syair lagu lawas milik
Nugie, yang pertama kali kudengar saat nonton acara Kick Andy (entah kapan!).
Namun, aku ingat dalam sesi tersebut Andy F. Noya mengundang beberapa
narasumber yang berani mendengar suara hatinya untuk melangkah.
Termasuk Bung Andy sendiri
menceritakan bagaimana dia mengambil keputusan untuk meninggalkan Metro TV saat
karirnya sedang menanjak. Dari segala buku-buku yang menginspirasi hingga
kesaksiannya, saya sangat terkesan dengan suatu statement berikut: 'jangan
sesekali merasa nyaman berada di suatu tempat hingga lupa mengembangkan diri
untuk menghadapi perubahan dan tantangan yang lebih besar.
Ah, mungkin saya hanya
mencari-cari teman seperasaan, mulanya begitu saya berpikir. Namun, dari waktu
ke waktu saya terus merenungkan hingga lahir sebuah keputusan dan keyakinan.
Tentu lebih dari itu adalah kesiapan mental untuk mulai dari nol, dari bawah,
seolah tanpa peran.
Beranikah saya terjun bebas
dari kehidupan teratur tanpa kekhawatiran, namun berujung ketenteraman hati.
Ataukah tetap duduk dalam kenyamanan materi dengan kompensasi hidup dalam
ketidakbenaran dan ketidakadilan di sekitarku? Seperti kata Nugie dalam
syairnya, aku bahkan selalu bertanya, mungkinkah ini sebuah bunuh diri,
benarkah ini jalanku, apakah ini takdirku, dan seterusnya.
Namun setelah melalui doa dan
permenungan panjang, kudengarkan suara hatiku, aku pun berani mengambil
langkah. Akhirnya aku pergi dari tempat "nyaman" namun penuh bara
api, untuk menginjakkan kaki-kakiku pada kerikil tajam dalam bejana yang
menyejukkan. Suara hatiku lentera jiwaku. Semoga Tuhan memberkati.
Februari, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar