Judul Buku : Mencuri
Kreativitas Desainer
Penulis : Raul
Renanda
Penerbit : TransMedia
Pustaka
Halaman : 250
ISBN : 9797992748
Cetakan I : 2014
Kreatif sudah terbiasa dianggap sebuah aktivitas yang
mungkin bersifat ‘desain’ atau ‘’grafis’ atau sesuatu yang ‘fun’. Yang
terkadang berarti bila kita tidak bekerja atau berhubungan dengan ‘dunia kraetif’
maka wajar bila kita mengganggap bahwa kita tidak kreatif. (hlmn. 54)
Sesungguhnya ‘kreatif’ bukan hanya milik para
desainer—arsitek, desainer interior, perancang busana, desainer grafis,
dll.—dan bukan mereka saja yang perlu melakukan ‘kreativitas’ terkait
pekerjaannya. Kreativitas pun diperlukan dalam bidang lain, misalnya oleh
pemilik usaha. Pada halaman 5, penulis mencontohkan bahwa bisnis kita
dapat bekerja dengan cara yang berbeda, bila kita mempunyai cara berpikir yang
berbeda—cara berpikir kreatif, tentunya. Pengembangan bisnis yang inovatif juga
menuntut kreativitas. Kreativitas diperlukan pula oleh pimpinan ataupun pegawai
serta profesional yang bekerja dalam suatu sistem baku. Bahkan, kreativitas
berguna untuk pengembangan diri sehingga membuat hidup menjadi lebih
berkualitas. Design-your-life. Artinya bahwa kehidupan dan aktivitas kita
sehari-hari dapat kita ‘desain’ sehingga kita dapat menjadi pribadi yang unik
(hlmn. 195).
Dan siapa pun bisa menjadi kreatif seperti para
penghuni ‘dunia kreatif’ yang umumnya telah melewati pendidikan tertentu.
Sembari menyitir quote milik Pablo Picasso "Every child is an
artist. The problem is how to remain an artist once he grows up." (hlmn.
27) penulis menyebut bahwa setiap orang terlahir kreatif. Apabila
selama ini seseorang merasa diri tidak kreatif atau sudah berusaha menjadi
kreatif namun tetap dianggap kurang kreatif, mungkin karena talenta kreatif
bawaan perlahan terkikis akibat pendidikan, situasi, kondisi, ataupun tuntutan
lingkungan.
Namun tak perlu berkecil hati, karena lewat buku Mencuri
Kreativitas Desainer ini, penulis mengajak pembaca “mencuri” ilmu para
desainer agar bisa menjadi kreatif dan membuahkan kreativitas. Penulis
membocorkan apa saja yang ada dalam benak desainer atau bagaimana pola pikir
mereka hingga mampu menghasilkan jawaban kreatif untuk setiap
persoalan/penugasan.
Orang yang berprofesi sebagai desainer, setiap hari
dituntut oleh para kliennya agar dapat membantu menciptakan benda fungsional
yang unik. Mereka harus berpikir dengan cara berbeda dari kliennya, agar dapat
memberi masukan yang kreatif. (hlmn. 9). Secara
terbuka Raul Renanda, sang penulis yang arsitek sekaligus desainer
interior serta konsultan ‘Creative New Business Development’ ini,
mengajak pembaca khususnya yang non-desainer untuk berpikir seperti seorang
desainer. Bahwa dalam memecahkan persoalan atau melaksanakan tugas, desainer
melewati design thinking process, yaitu proses mempertanyakan berbagai
hal sehingga didapat solusi yang lebih kreatif. Berbeda dengan cara berpikir
konvensional. Dan lewat buku ini penulis berbagi mengenai ‘Design Thinking’.
’Design Thinking’ bukan
sekadar pemikiran namun terkait erat dengan hasil nyata. Untuk memudahkan pemahaman
proses design thinking, penulis memperkenalkan metode ‘4 Design
Actions!’: Conception, Act Now, Smart Mistakes, Re-discover (hlmn. 105−161).
1. Desainer memulai setiap pekerjaan dengan konsepsi (conception).
Desain kreatif biasanya memiliki ide dan konsep yang baik yang muncul dari
proses relatif panjang: penemuan makna penugasan (discover);
memerhatikan/mendalami sebab-akibat, berbagai dampak, dll. (care); dan
melakukan pendekatan alternatif dengan melihat dari sisi berbeda (alternate).
Proses konsepsi menjadi nyawa dari 4 Design Actions.
2. Konsep yang baik harus berlanjut dengan
perwujudan/tindakan (act now). Tindakan harus dibarengi penajaman konsep
untuk pelaksanaannya—bisa atau tidak, mana elemen yang harus diutamakan mana
yang tambahan, dsb.
3. Tindakan dengan target hasil sempurna juga harus
dibarengi kepintaran menyiapkan diri akan risiko terjadinya kesalahan namun di
bawah kontrol (smart mistakes). Siap pula dengan metode untuk
menganalisis kesalahan untuk memperbaiki proses tindakan secepat mungkin.
4. Evaluasi dengan mempertanyakan lebih dalam lagi apa
yang telah dihasilkan (re-discover) perlu dilakukan untuk mematangkan
persiapan jawaban/produk yang lebih baru lagi yang lebih inovatif.
Tak hanya berteori, penulis juga memberikan contoh bagaimana 4 Design Actions diaplikasikan. Halaman 172−203 memuat inspirasi untuk para business owner (produk, pemasaran, dan pelayanan) juga untuk pengembangan diri. Penulis juga menyajikan beberapa karyanya (bangunan, interior, produk) sebagai contoh. Dijabarkan satu per satu apa penugasan yang (dahulu) diterima, lalu bagaimana konsep berpikirnya hingga dihasilkan suatu jawaban (desain) yang unik dan menarik sekaligus fungsional.
Memang bukan hal mudah untuk mengubah kebiasaan
berpikir dan bertindak mengikuti sistem menjadi berpikir dan bertindak kreatif
ala desainer. Namun, semua bisa dipelajari dan dilatih, demikian sinyal dari
penulis. Buku ini mengangkat teknik cara berpikir, aplikasi dan contoh kasus
yang saya harap dengan pelatihan yang baik, dapat kita terapkan dengan baik.
Dan terlebih lagi, saya percaya, bangsa Indonesia justru telah terlahir,
KREATIF. (hlmn. 77)
Depok, 15 Maret 2014
Catatan:
Resensi yang saya tulis ini telah dimuat di majalah Rumahku Edisi Cetak
bulan April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar