Sumber:
personofinterest.wikia.com
|
Belum lama ini, sebuah nomor tidak dikenal menghubungi
ponsel saya. Tidak saya angkat, tidak pula saya reject. Perasaan saya
mengatakan telepon itu dari telemarketer atau sales yang menawarkan produk
asuransi/perbankan, seperti yang sering kali terjadi. Karena pernah tertipu,
saya sedikit waspada menerima telepon dari nomor tak dikenal. Pengalaman
saudara yang dihipnotis lewat panggilan telepon hingga akhirnya kehilangan
puluhan juta rupiah semakin menguatkan kewaspadaan itu.
Kembali ke cerita mengenai panggilan tak dikenal tadi.
Biasanya, bila tidak diangkat, telepon dari sales akan "reda" dengan
sendirinya. Sementara kalau telepon datang dari saudara, teman, atau klien
baru, biasanya disusul SMS yang menyampaikan bahwa mereka baru saja menelepon.
Atau jika nomor telepon seluler mungkin menyertakan pesan via Whatsapp.
Namun, itu tidak terjadi! Panggilan dari nomor asing tersebut terus saja datang
nyaris seperti teror. Pagi, siang, sore, bahkan malam hari. Bukan hanya 1-2
kali tetapi lebih dari 3 kali sehari; dan itu berlangsung selama berhari-hari.
Saya mulai curiga.
Mulailah saya mencari informasi lewat Eyang Google.
Saya lacak nomor sesuai kode area telepon kabel rumah (021), yaitu area
Jadetabek (Jakarta Depok Tangerang Bekasi). Ternyata, nomor telepon kabel rumah
area Jadetabek terbagi lagi menjadi beberapa wilayah STO (Sentral Telepon
Otomat). Dari 6-8 digit angka, 2-4 digit pertama menunjukkan nomor wilayah dari
lokasi pengguna di area Jadetabek. Dari sini ketahuan bahwa 2-4 digit pertama
nomor yang menghubungi saya tidak terdaftar di lokasi mana pun. Kecurigaan saya
semakin bertambah.
Sementara nomor asing tersebut terus-menerus membuat
ponsel berdering, saya sibuk minta bantuan Eyang Google. Saya gunakan
kata kunci "siapa yang telepon" untuk mencari informasi. Setelah saya
tekan ENTER, Eyang Google menampilkan daftar artikel dari
berbagai platform. Masing-masing menawarkan jawaban atas pertanyaan
"siapa yang telepon" yang saya ajukan. Salah satu platform
yang menarik perhatian saya adalah untuk memroses ini adalah Tellows.net.
Langsung saja saya klik untuk menelusurinya.
Pada laman yang terbuka, tersedia kotak bertuliskan
"Masukkan nomor" di sudut kanan atas. Segera saja saya masukkan nomor
telepon tak dikenal yang selama berhari-hari telah mengganggu saya. Voila! Dalam
sekejap saya mendapat informasi rating nomor terkait. Saya mendapat informasi
berupa peta dari area mana panggilan tersebut datang; berapa banyak orang yang
telah melaporkan nomor tersebut; jenis panggilan telepon; permintaan pencarian
untuk nomor terkait; dan sebagainya. Dicantumkan pula berapa banyak orang yang
telah memberikan komentar (a.k.a. komplain) atas nomor telepon tersebut.
Sebagai kesimpulan, pada satu bagian laman dicantumkan
angka skor. Kita dapat menilai panggilan berdasarkan skor yang diberikan oleh Tellows.
Angka skor berkisar antara skala 1 (sangat dapat dipercaya) sampai dengan 9
(tidak dapat dipercaya). Skor tersebut agaknya dibuat berdasarkan jumlah
laporan berikut komplain penerima telepon.
Nomor yang saya masukkan memiliki angka skor 6. Wow! Lalu
pada bagian selanjutnya saya dapat membaca puluhan komplain yang disampaikan
oleh mereka yang merasa dirugikan. Bunyi komplain tersebut antara lain: jangan
diangkat ya, bahaya; hati-hati, ngakunya survei a/n bank ternyata
ujung-ujungnya menanyakan transaksi; nomor ini harus diwaspadai; sangat
mengganggu; dan sebagainya.
Senang juga menemukan platform seperti Tellows.net
yang sangat membantu. Hanya dengan memasukkan nomor telepon, saya bisa
mengetahui tingkat risiko-kalau tidak bisa dibilang bahaya-atas sebuah
panggilan telepon. Platform yang memiliki database nomor spam
dan scam ini menolong pengguna untuk menengarai apakah sebuah nomor
telepon mengganggu dan/atau berbahaya.
Menurut saya, platform semacam ini (dan memang
ada beberapa) bisa dikatakan sangat berguna, karena banyak nomor tak dikenal
yang bergentayangan mencari mangsa. Mungkin ada nomor yang sifatnya hanya
mengganggu karena datang dari para telemarketer atau sales yang konon tak
pernah putus asa dalam menawarkan produknya.
Namun, besar pula kemungkinan datang dari para penipu
kelas wahid, yang bahkan hanya melalui telepon bisa menghipnotis korbannya
sedemikian rupa. Lewat platform semacam Tellows ini, kita
juga dapat membagikan pengalaman kita, agar orang lain bisa lebih waspada.
Penggemar belanja daring atau pebisnis daring juga bisa memanfaatkan platform
ini untuk mewaspadai penipuan dalam transaksi jual-beli.
Tidak mengangkat telepon dari nomor yang belum kita
simpan kadang juga menjadi sebuah dilema. Jangan-jangan telepon itu dari klien
baru (terutama bagi pekerja lepas atau pebisnis daring); atau malah dari
saudara, teman, atau kerabat yang hendak mengabarkan berita penting.
Untuk menyiasatinya kita harus rajin dan teliti
menyimpan nomor siapa pun yang sudah kita kenal atau pernah terhubung ke dalam
fasilitas phonebook. Meskipun tidak mengangkat telepon, tetapi jika
perasaan kita kuat mengatakan "semua akan baik-baik saja" kita bisa
mengirim SMS untuk menanyakan identitas penelepon berikut keperluannya. Konon,
ini pun berisiko, tetapi demi sopan santun tak ada salahnya. [@dwiklarasari]
Depok, 25 April 2018
Note:
Artikel ini juga dimuatdi akun saya di blog keroyokan
Kompasiana dengan judul sama. Klik link berikut Mewaspadai Tingkat "Bahaya" Sebuah Panggilan
Telepon Tak Dikenal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar