|
Sebagian areal hutan mangrove di pesisir Jakarta Utara (dokpri). |
Ketenaran
hutan beton rupanya telah menenggelamkan keberadaan hutan sungguhan
yang tersebar di beberapa titik di Jakarta. Ternyata, sedikitnya ada 6-8
lokasi di metropolitan yang layak disebut hutan; dan satu yang sangat
ikonik adalah hutan bakau (hutan
mangrove). Bayangkan!
Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia (sekitar 23%);
ternyata ada 'sepotong' kecil terhampar di Jakarta. Konon, ada tiga
kawasan hutan bakau yang letaknya saling berdekatan di pesisir Jakarta
Utara, tepatnya di Kelurahan Penjaringan.
Salah satu hutan bakau
yang populer sebagai tujuan wisata adalah Taman Wisata Alam (TWA) Angke
Kapuk. Hutan wisata yang dikelola swasta ini berlokasi di Kompleks
Perumahan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2).
Beberapa waktu yang lalu, oleh ajakan
CLICKompasiana,
saya berkesempatan mengunjungi tempat wisata alam yang eksotik ini.
Cuaca yang super panas tidak menyurutkan langkah untuk menjelajah
rimbunnya hutan yang jauh dari hiruk pikuk ibukota. Yuk, simak
informasinya berikut ini!
Bagaimana Mencapai TWA Angke Kapuk?
Untuk
mencapai TWA Angke Kapuk, selain dengan kendaraan pribadi, taksi, atau
ojek-yang sekali jalan langsung sampai-kita dapat menggunakan
transportasi umum. Ya, memang harus sambung-menyambung dan perlu waktu
lebih lama, tetapi relatif mudah serta terjangkau. Contohnya seperti
yang kami lakukan, yaitu menggabungkan moda transportasi KRL
Commuter Line, Transjakarta, dan angkutan kota.
Dari
titik temu di Stasiun Jakarta Kota, kami berjalan kaki melewati
terowongan menuju halte bus Transjakarta Jakarta Kota yang berada di
seberang Museum Bank Mandiri. Alih-alih naik bus BKTB (Bus Kota
Terintegrasi Busway) jurusan PIK, kami keliru naik Transjakarta jurusan
Pluit (koridor 12). Namun tak jadi soal karena kami bisa turun di
Penjaringan dan melanjutkan dengan moda angkot bernomor B01 (warna
merah). Jika mengikuti rute angkot, kami masih harus berjalan kaki ke
lokasi. Beruntunglah, sopir angkot berbaik hati mengantar kami sampai di
depan gerbang TWA Angke Kapuk yang berseberangan dengan gerbang
Kompleks Tzu Chi School.
|
Pintu masuk utama TWA Angke Kapuk berseberangan dengan Kompleks Tzu Chi School (Dokpri.) |
Sebenarnya
TWA Angke Kapuk sudah dibuka mulai pukul 7 pagi. Meskipun demikian, tak
perlu ragu untuk datang agak siang seperti yang kami lakukan.
Semilir
angin laut serta kawasan hutan yang rindang membuat acara jalan-jalan
tetap terasa nyaman meskipun matahari menyengat. Lagipula kawasan ini
baru ditutup pukul 17.30 WIB. Jadi, akan ada cukup waktu untuk
menjelajah setiap sudut hutan.
Tiket Masuk dan Aturan Lain
Harga
tiket masuk kawasan TWA Angke Kapuk berbeda untuk hari biasa dan akhir
pekan; berbeda antara pengunjung dewasa dan anak-anak; dan berbeda pula
untuk wisatawan lokal dan turis asing. Kendaraan pun dikenakan biaya
parkir tersendiri. Saat kami berkunjung Harga Tiket Masuk (HTM) yang
tercantum pada kaca loket Pos Jaga 1 konon adalah yang terbaru.
|
Harga Tiket Masuk saat kedatangan kami, September 2018 (Dokpri). |
Karena
tidak berencana melakukan pemotretan khusus, kami hanya membawa ponsel
berkamera untuk mengabadikan acara jalan-jalan di TWA. Sebagai
informasi, semua jenis kamera (LSR, kamera saku, dan perekam) harus
dititipkan kepada petugas.
Pengunjung boleh menggunakannya jika
sudah mengantongi izin atau membayar biaya khusus. Apabila tertangkap
menggunakannya tanpa izin, pengunjung akan dikenai denda sebesar
Rp1.500.000,00. Wow!
Selain tiket masuk dan aturan penggunaan
kamera, ada beberapa larangan yang perlu diketahui bila Anda ingin
berkunjung ke taman wisata ini. Di antaranya, larangan membawa hewan
piaraan; larangan memberi makan satwa liar, terutama monyet; dan
larangan memancing di perairan yang ada di kawasan hutan ini.
Sebelum Penjelajahan
Pemandangan
serta suasana hutan bakau yang khas sudah sangat terasa sejak dari
pintu masuk. Tepat setelah melewati gerbang pengunjung akan bertemu
dengan Masjid Al Hikmah yang relatif besar, berada tepat di kiri jalan
utama di antara rimbunnya pohon bakau. Adanya sarana ibadah ini membuat
pengunjung Muslim tak perlu khawatir bila berada di lokasi bertepatan
dengan waktu-waktu sholat, termasuk ibadah Sholat Jum'at.
|
Masjid Al Hikmah dekat pintu masuk TWA Angke Kapuk (Dokpri). |
Beranjak
dari masjid, pengunjung bisa menapaki jalan utama di antara tanah rawa
yang ditumbuhi aneka spesies hutan bakau. Setelah melintasi area parkir
yang cukup luas, pengunjung akan tiba di Pos Jaga 2 di mana tiket akan
diperiksa. Lolos dari pemeriksaan, pengunjung dapat melanjutkan
perjalanan sesuka hati, sesuai penunjuk arah. Ada papan panduan cukup
besar di samping Pos Jaga 2.
Bila mau, sebelum melakukan
penjelajahan, pengunjung dapat mengisi perut lebih dahulu. Tak jauh dari
Pos Jaga 2 terdapat kantin lengkap dengan area makan terbuka dan
beberapa gazebo yang cukup representatif.
Di sini pengunjung
dapat sekadar menikmati es kelapa muda atau memesan makanan berat. Oya,
sebaiknya berhati-hati bila makan-minum di area terbuka, karena dari
antara celah-celah pohon bakau bisa tiba-tiba muncul monyet liar yang
serta-merta merebut makanan kita-seperti yang sempat kami alami. Tak
heran, jika ada larangan memberi makan satwa liar.
|
Area makan terbuka. Waspadai keberadaan monyet-monyet liar (Dokpri.) |
Ragam Aktivitas di TWA Angke Kapuk
Dari
kantin dan area makan, jalan utama mulai memiliki banyak cabang. Ada
yang mengarah ke area bermain anak; lapangan terbuka dengan spot-spot
menarik; aula dan pondok penginapan; petak-petak hutan
mangrove; dan sebagainya. Dari sini, mulai banyak spot menarik yang dapat diabadikan.
|
Tak perlu takut tersesat di hutan mangrove (Dokpri.) |
TWA
Angke Kapuk seluas hampir 100 hektar ini, ditata sedemikian rupa serta
dilengkapi berbagai sarana-prasarana yang cukup mendukung. Setidaknya
ada empat kelompok aktivitas wisata yang diwadahi TWA, yaitu wisata
hutan, wisata air, penginapan, dan konservasi.
Wisata Hutan
Kita
dapat menjelajah kerimbunan hutan mangrove melewati "jalan setapak"
yang disediakan. Jalan utama terbuat dari kombinasi tanah dengan
perkerasan
conblock. Sementara, jalan di sela-sela hutan
mangrove terbuat dari bilah-bilah bambu yang disusun sedemikian rupa
hingga dijamin aman. Namun, pastikan Anda memakai alas kaki yang aman
dan nyaman. Sebaiknya gunakan sepatu beralas datar dan hindari sepatu
berhak tinggi.
|
Sebagian jalur penjelajahan hutan mangrove (Dokpri) |
Di kawasan hutan mangrove kita pun dapat berkemah, melakukan out bound, berburu objek fotografi atau spot untuk berswafoto, bahkan melakukan penelitian.
Ada berbagai sarana prasarana yang cukup mendukung. Untuk kegiatan berkemah dan out bond,
tersedia tanah lapang yang cukup luas dengan aneka kelengkapan
pendukung. Di sekelilingnya juga terdapat aula semiterbuka, gazebo, bale
bengong, dan tempat-tempat nyaman untuk beraktivitas.
Para
pehobi fotografi dapat berburu objek dan spot foto menarik, seperti
jembatan gantung, dermaga, jalan setapak, dan sebagainya. Kawasan ini
juga cocok untuk lokasi pembuatan foto pre-wedding berkonsep outdoor. Oya, ada juga menara pandang untuk mengintai objek burung atau mengabadikan hutan mangrove dari ketinggian.
|
Berbagai fasilitas penunjang di TWA Angke Kapuk (Dokpri.) |
|
Berbagai fasilitas penunjang di TWA Angke Kapuk (Dokpri.) |
Bagi
yang ingin melakukan penelitian habitat hutan bakau, tersedia papan
informasi tentang berbagai spesies hutan. Sebagai informasi, ekosistem
hutan di daerah pasang-surut laut ini termasuk salah satu yang sangat
khas. Selain bakau, hanya sedikit jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi
dan bertahan hidup di tanah dan air dengan kadar garam tinggi. Di dalam
kawasan juga terdapat kandang satwa, pembibitan tanaman, dan
sebagainya.
|
Banyak hal dapat dipelajari dari ekosistem hutan bakau yang sangat khas (Dokpri.) |
|
Banyak hal dapat dipelajari dari ekosistem hutan bakau yang sangat khas (Dokpri.) |
Wisata Air
Wisata air dapat menjadi alternatif, jika pengunjung bosan berjalan kaki. Di TWA Angke Kapuk tersedia perahu motor (
boat) maupun perahu dayung. Untuk sekali jalan mengelilingi areal hutan mangrove,
boat berkapasitas
6 orang dapat disewa dengan harga 350 ribu, sedangkan untuk kapasitas 8
orang berharga 450 ribu. Sementara perahu dayung ataupun kano/kayak
harga sewanya 100 ribu.
|
Sarana wisata air untuk mengelilingi areal hutan mangrove (Dokpri.) |
Penginapan
Jika
ingin tinggal lebih lama di kawasan hutan mangrove ini, pengunjung bisa
menyewa pondok kemah. Pondok kemah berkapasitas 2-3 orang ini dibangun
berjajar-jajar di sela-sela hutan mangrove. Tersedia pula vila berukuran
lebih besar yang berada di bagian tengah kawasan berdekatan dengan
fasilitas seperti aula, area
out bound, area bermain anak, dan sebagainya.
|
Sebagian pondok kemah dan vila yang dapat disewa (Dokpri.) |
|
Sebagian pondok kemah dan vila yang dapat disewa (Dokpri.) |
Konservasi
Di
TWA Angke Kapuk ini tersedia pula area yang disiapkan bagi siapa pun
yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan konservasi. Pengelola
menyiapkan bibit bakau berikut sarana penanaman dan area khusus untuk
ditanami. Kami menemukan jejak para partisipan konservasi melalui papan
penanda yang ditancapkan. Kebanyakan dari instansi sekolah/perguruan
tinggi, korporat, dan komunitas; meskipun ada juga yang berasal dari
individu.
|
Bibit bakau dan sebagian yang telah ditanam dalam kegiatan konservasi
oleh instansi pendidikan, korporat, komunitas, maupuan individu
(Dokpri.) |
Nah,
bagi Anda di Jakarta yang merindukan tempat liburan alternatif yang
berbeda dan jauh dari hiruk-pikuk, TWA Angke Kapuk bisa menjadi salah
satu pilihan.
Di kawasan dengan suasana alami ini, Anda bisa
menghirup udara segar; memanjakan mata dengan nuansa hijau; memotret
objek-objek natural atau berswafoto sekaligus melenturkan otot-otot
kaki.
Di sini Anda juga dapat belajar atau melakukan penelitian
tentang karakteristik serta pentingnya hutan mangrove bagi kehidupan.
Wisata hutan mangrove dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, segera jelajahi sepotong hutan di pesisir
Jakarta ini!
Pantai Indah Kapuk, September 2018
Tulisan ini juga dapat ditemukan di akun Kompasiana saya di
link ini