Selasa, 20 Maret 2018

Kantil, Bunga Khas Provinsi Jawa Tengah



Sumber: http://rebanas.com - http://caratanam.com - https://id.wikipedia.org

Januari lalu saya melihat berita tumbangnya pohon bunga kantil di kompleks Pendapa Kabupaten Jepara. Pohon berumur sekitar 1,5 abad ini bersejarah, karena di bawahnya adalah tempat favorit R.A. Kartini untuk bermain dan merenung. Saya terheran-heran mendengar diameter pohon mencapai 1 meter dan tingginya 15 meter. Wow!? Setahu saya tinggi pohon kantil hanya 1-2 meteran. Rasa penasaran membawa saya berselancar menyelisik seluk-beluk pohon kantil. Bukan saja tentang pohon kantil, saya juga menemukan info adanya SK Kemendagri No. 48 Tahun 1989 tentang Pedoman Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah. Dalam SK tersebut bunga kantil ditetapkan sebagai flora identitas Jawa Tengah.    

Dalam SK Kemendagri No. 48 Tahun 1989 tentang Pedoman Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah, bunga kantil (Michelia alba) ditetapkan sebagai flora identitas Jawa Tengah. Nah, bersama @sahabatgold saya ingin melakukan sedikit eksplorasi mengenai keindahan dan makna bunga khas ini! Ikutan menyimak, yuk!   
  
Bunga kantil atau dikenal juga dengan cempaka putih termasuk suku Magnoliaceae. Tinggi pohon bunga kantil dapat mencapai 30 meter dengan diameter batang hingga 1 meter. Kantil masih berkerabat dengan kenanga (cempaka kuning), cempaka merah, dan cempaka ungu. Kantil adalah jenis cempaka yang paling populer di Indonesia. Agaknya penetapan kantil sebagai flora identitas Jawa Tengah sangatlah pas. Mengapa? Karena wilayah Jawa Tengah merupakan salah satu jantung budaya Jawa, di mana bunga kantil dipandang lebih dari sekadar bunga hias. Bagi masyarakat Jawa, bunga dengan keharuman khas dan cukup tajam ini memiliki makna filosofis yang sangat mendalam sehingga memegang peran penting dalam berbagai tradisi atau upacara adat.

Bahasa Jawa “kantil/kumantil” berarti melekat atau benar-benar menempel sehingga tidak mudah terlepas. Secara filosofis bunga kantil diyakini mampu mendekatkan seseorang pada yang dikasihi atau harapannya. Misalnya, merekatkan hubungan sepasang kekasih; mendekatkan seseorang pada pekerjaan serta relasi kerja; dan sebagainya. Kantil juga menjadi simbol ikatan batin tak terputus atau pengingat bagi mereka yang telah berpulang. Tajamnya aroma wangi kantil menjadi pralambang kesucian. Terkait dengan berbagai pemaknaan tersebut, kantil digunakan dalam tradisi perkawinan, pemujaan, maupun kematian. Bersama rangkaian melati, kuncup-kuncup kantil menghiasi sanggul dan keris pengantin Jawa; bunga kantil juga digunakan untuk sesaji dan bunga tabur. Sebagian masyarakat juga mempercayai bunga kantil terkait hal-hal mistis. 
  
Bunga dari India ini ternyata juga mengandung berbagai senyawa aktif serta minyak alami yang memiliki efek farmakologi sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan maupun kecantikan. Bunga kantil berkhasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit, seperti batuk, perut kembung, sinusitis, vertigo, gangguan pencernaan, dan sebagainya. Mandi dengan air rebusan bunga kantil dapat menjaga harum aroma tubuh dan rambut. Bunga ini pun dimanfaatkan sebagai campuran lulur, bahan minyak esensial atau parfum, dan berbagai produk kosmetik lain.  
   
Keindahan bunga kantil tidak diragukan lagi. Pada ranting-rantingnya terdapat bulu-bulu halus berwarna keabu-abuan. Sementara mahkota bunga berbentuk lancip kecil memanjang dan berjumlah ganjil (5-7 bh) yang ditopang oleh daun tenda berjumlah genap. Daun tendanya terlihat serupa dengan kelopak bunga. Saat masih kuncup bunga kantil berwarna hijau, namun saat mulai mekar berubah menjadi putih bersih atau putih susu. Kuntum bunga berwarna putih dengan bentuk menarik tersebut tampak mencolok di antara dedaunan bulat oval berwarna hijau tua. Benang sari dalam jumlah sangat banyak di bagian tengahnya menyempurnakan keindahan bunga kantil. 

Kiranya pesona bunga nan eksotik ini menjadi kebanggaan bangsa kita, terutama masyarakat Jawa Tengah. Mari kita lestarikan nilai-nilai budaya warisan leluhur yang ada bersama kehadirannya.    

Depok, 20 Maret 2018

Note: 
Artikel ini juga dimuat di akun Instagram saya [@dwiklara_project] di link ini dalam rangka kompetisi menulis @sahabatgold  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar