Senin, 30 April 2018

Berpuisilah Setiap Hari

Sumber: Instagram @dwiklara_project

cinta...
kasmaran...
marah ataupun kesal...
perjodohan hingga perceraian
perseteruan bahkan pembunuhan
segala emosi dan polah tingkah manusia 
remah-remahnya mampu menjelma puisi
yang kan tinggalkan jejak di dunia fana
konon puisi adalah rayuan terindah
teguran terhalus bagi yang terjerumus
karena manusia memiliki sepotong hati
jadi, bila puisi tak lagi mampu menyentuhmu
tanggalkan saja label manusia dalam dirimu
 
Meskipun ada aturan untuk bentuk-bentuk puisi tertentu, pada dasarnya menulis puisi itu bebas. @FiersaBesari, seorang seniman muda asal Bandung pernah bercuit demikian: "Berpuisi sajalah sesuka hatimu. Dunia tidak perlu mengerti (bahwa berpuisi bukan berarti galau), itu bukan kewajiban mereka. Kau tidak perlu takut (disebut galau)."

Begitulah dahsyatnya puisi. Setiap hari dapat kita tandai dengan sebait puisi! Namun dunia menganggap pentingnya menetapkan satu di antara 365 hari sebagai Hari Puisi. Ketahuilah, Hari Puisi Sedunia (World Poetry Day) dirayakan setiap 21 Maret. Hari Puisi ini disahkan oleh UNESCO pada tahun 1999 di Paris, Perancis. Ide penetapan World Poetry Day tersebut tercetus pada hari pertemuan UNESCO ke-30. Para petinggi di UNESCO agaknya menyadari betapa penting peran puisi dalam kehidupan dan sejarah manusia. Puisi masuk dan mempengaruhi banyak aspek dalam kebudayaan tradisional maupun modern. Seni musik, seni tari, seni lukis, drama dan operet, dan sebagainya.

Jika UNESCO memilih 21 Maret sebagai World Poetry Day, di Indonesia ada dua tanggal yang "dipilih" sebagai Hari Puisi Nasional, yaitu 28 Maret dan 26 Juli. Pasti ada alasannya dong, kenapa dengan dua tanggal tersebut? Tak ada salahnya menyelusuri asal-muasal penetapan Hari Puisi Nasional. Sebenarnya, kedua tanggal tersebut berkaitan erat dengan sejarah seorang Chairil Anwar, salah seorang penyair besar Indonesia. Oleh H.B. Jassin, Chairil Anwar ditetapkan sebagai pelopoe Aggkatan 45 sekaligus pelopor puisi modern Indonesia.    

Prinsipnya Hari Puisi menjadi salah satu bentuk penghargaan bagi Chairil Anwar atas dedikasinya bagi kebangkitan Puisi Indonesia. Tanggal 28 April adalah tanggal meninggalnya "Si Binatang Jalang" tersebut, sedangkan tanggal 26 Juli adalah hari kelahirannya. Sebenarnya pada 22 November 2012,di Pekanbaru, ada sekitar 40-an penyair Indonesia yang berkumpul dan menetapkan Hari Puisi Nasional pada tanggal 26 Juli, sesuai tanggal kelahiran Chairil Anwar. Namun demikian, penetapan tanggal 28 Maret yang telah ada sebelumnya juga belum dapat ditinggalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia.  

Nah, manakah tanggal yang harus diperingati setiap tahunnya? Sampai saat ini pendapat masyarakat juga masih terpecah. Saya sendiri (dan banyak orang lain) masih selalu terbawa merayakan Hari Puisi seperti kebiasaan lama yaitu tanggal 28 Maret. Namun, pada tanggal 26 Juli ikut pula merayakannya seperti kesepakatan para penyair yang telah didukung oleh Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) Indonesia. Hehehe....

Tidak perlu galau. Tanggal berapa pun perayaan Hari Puisi, tidak perlu ragu berpuisi. Berhari puisi setiap hari juga bagus. Rayakan manis pahitnya hidup dengan puisi. Bahkan doa syukurmu pada Yang Kuasa pun adalah puisi. Seperti kata Fiersa Besari, berpuisilah sesuka hatimu!

Akhir kata, sebagai dedikasi untuk Chairil Anwar, kemarin saya buat puisi pendek. Bagiku Chairil Anwar membangkitkan keberanian dalam diriku, sejak aku duduk di bangku SD. Jadi meskipun tidak kenal, penyair ini berperan dalam hidupku. 

Depok, April 2018


Tidak ada komentar:

Posting Komentar