Sumber: Instagram @dwiklara_project |
cinta...
kasmaran...
marah
ataupun kesal...
perjodohan
hingga perceraian
perseteruan
bahkan pembunuhan
segala
emosi dan polah tingkah manusia
remah-remahnya
mampu menjelma puisi
yang
kan tinggalkan jejak di dunia fana
konon
puisi adalah rayuan terindah
teguran
terhalus bagi yang terjerumus
karena
manusia memiliki sepotong hati
jadi,
bila puisi tak lagi mampu menyentuhmu
tanggalkan
saja label manusia dalam dirimu
Meskipun ada aturan untuk bentuk-bentuk puisi
tertentu, pada dasarnya menulis puisi itu bebas. @FiersaBesari, seorang seniman
muda asal Bandung pernah bercuit demikian: "Berpuisi sajalah sesuka
hatimu. Dunia tidak perlu mengerti (bahwa berpuisi bukan berarti galau), itu
bukan kewajiban mereka. Kau tidak perlu takut (disebut galau)."
Begitulah dahsyatnya puisi. Setiap hari dapat kita
tandai dengan sebait puisi! Namun dunia menganggap pentingnya menetapkan satu
di antara 365 hari sebagai Hari Puisi. Ketahuilah, Hari Puisi Sedunia (World
Poetry Day) dirayakan setiap 21 Maret. Hari Puisi ini disahkan oleh UNESCO
pada tahun 1999 di Paris, Perancis. Ide penetapan World Poetry Day tersebut
tercetus pada hari pertemuan UNESCO ke-30. Para petinggi di UNESCO agaknya
menyadari betapa penting peran puisi dalam kehidupan dan sejarah manusia. Puisi
masuk dan mempengaruhi banyak aspek dalam kebudayaan tradisional maupun modern.
Seni musik, seni tari, seni lukis, drama dan operet, dan sebagainya.
Jika UNESCO memilih 21 Maret sebagai World Poetry
Day, di Indonesia ada dua tanggal yang "dipilih" sebagai Hari
Puisi Nasional, yaitu 28 Maret dan 26 Juli. Pasti ada alasannya dong,
kenapa dengan dua tanggal tersebut? Tak ada salahnya menyelusuri asal-muasal
penetapan Hari Puisi Nasional. Sebenarnya, kedua tanggal tersebut berkaitan
erat dengan sejarah seorang Chairil Anwar, salah seorang penyair besar
Indonesia. Oleh H.B. Jassin, Chairil Anwar ditetapkan sebagai pelopoe Aggkatan
45 sekaligus pelopor puisi modern Indonesia.
Prinsipnya Hari Puisi menjadi salah satu bentuk
penghargaan bagi Chairil Anwar atas dedikasinya bagi kebangkitan Puisi
Indonesia. Tanggal 28 April adalah tanggal meninggalnya "Si Binatang
Jalang" tersebut, sedangkan tanggal 26 Juli adalah hari kelahirannya.
Sebenarnya pada 22 November 2012,di Pekanbaru, ada sekitar 40-an penyair Indonesia
yang berkumpul dan menetapkan Hari Puisi Nasional pada tanggal 26 Juli, sesuai
tanggal kelahiran Chairil Anwar. Namun demikian, penetapan tanggal 28 Maret
yang telah ada sebelumnya juga belum dapat ditinggalkan oleh sebagian
masyarakat Indonesia.
Nah, manakah tanggal yang harus diperingati setiap
tahunnya? Sampai saat ini pendapat masyarakat juga masih terpecah. Saya sendiri
(dan banyak orang lain) masih selalu terbawa merayakan Hari Puisi seperti
kebiasaan lama yaitu tanggal 28 Maret. Namun, pada tanggal 26 Juli ikut pula
merayakannya seperti kesepakatan para penyair yang telah didukung oleh Bekraf
(Badan Ekonomi Kreatif) Indonesia. Hehehe....
Tidak perlu galau. Tanggal berapa pun perayaan Hari Puisi, tidak perlu ragu berpuisi. Berhari puisi setiap hari juga bagus. Rayakan manis pahitnya hidup dengan puisi. Bahkan doa syukurmu pada Yang Kuasa pun adalah puisi. Seperti kata Fiersa Besari, berpuisilah sesuka hatimu!
Akhir kata, sebagai dedikasi untuk Chairil Anwar, kemarin saya buat puisi pendek. Bagiku Chairil Anwar membangkitkan keberanian dalam diriku, sejak aku duduk di bangku SD. Jadi meskipun tidak kenal, penyair ini berperan dalam hidupku.
Depok, April 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar