Jumat, 19 Juni 2020

Dari Rumah Saudara


Foto by Thangpan, Pixabay

Saya lupa kapan persisnya terjadi. Namun, bila melihat sosok lansia tengah membayar ongkos angkutan kota (angkot) tanpa sadar sering kali saya mengulum senyum karena teringat kejadian tersebut.

Ketika itu saya ada dalam satu mikrolet dengan seorang ibu yang berusia sekitar 60-an. Ibu tersebut turun lebih dahulu. Segera setelah turun dia berjalan ke pintu depan dan lewat jendela mengangsurkan selembar puluhan ribu kepada sopir. 

"Dari mana Bu?" tanya si sopir ramah, sebelum memberi uang kembalian.

"Oh... dari rumah saudara saya, Nak!" jawab si ibu dengan semringah dan nada bicaranya penuh penghargaan. 

Di kota metropolitan sudah sedikit orang asing yang bersedia memberi perhatian lebih kepada lansia. Mungkin demikian yang terlintas dalam benak si ibu sebelum memberikan jawaban. Namun, si sopir justru menepuk jidatnya seraya tersenyum, dan saya yang menyimak pun jadi ikut tersenyum.

"Ibu bercanda ya? Maksud saya, ibu tadi naiknya dari mana? Biar saya tahu berapa harus kasih uang kembalian!" jawab si sopir dengan sabar.

Seraya menyebut nama sebuah halte, terlihat si ibu menutup bibirnya yang menahan tawa. Mungkin dia tersadar, gegara tidak fokus jadi ke-GR-an. 


Depok, Juni 2020

NOTE:
Tulisan ini juga saya tayangkan di blog kompasiana saya Dwi Klarasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar