Kamis, 04 Juni 2020

Jejak Cinta: Perjalanan Ursulin Merintis Pendidikan Putri di Jawa Abad ke-19

Jejak Cinta karya Connie Lianto

Judul Buku          : Jejak Cinta
Penulis                : Connie Lianto
Editor                  : Dwi Klarasari
Penata Letak       : dueaksara
Desain Kover      : F. Selviana Kaesnube
Penerbit               : KosaKataKita, Jakarta
Halaman              : xxxii + 272, 14,8 cm x 21 cm
ISBN                   : 978-623-7430-30-8
Cetakan Pertama : Februari 2020
Cetakan Kedua (dengan revisi): Mei 2020


Dalam buku Jejak Cinta saya terutama berperan sebagai editor (full editing).
Keputusan penulis memilih saya sebagai editor dalam penyusunan buku perdana-nya ini dipaparkan dalam testimoni singkat di akun youtube connie lianto

Jejak Cinta adalah buku bergenre sejarah yang sangat menarik karena paparan dibuat dengan mengedepankan sisi human interest. Selain itu narasinya pun tidak terasa berat, bahkan cenderung mengajak pembaca untuk lebur dalam situasi pada masa abad ke-19 saat peristiwa terjadi. Suguhan kisah-kisah heroik para pionir, sisi individual sejumlah tokoh, dan perjuangan para pionir Ursulin dipadukan dengan situasi dan kondisi pendidikan, sosial ekonomi, dan pemerintahan pada zaman kolonial Belanda. Perkembangan kota dan keindahan arsitektur pada masa itu pun tidak luput dari perhatian bahkan sengaja disertakan untuk memberikan gambaran lebih riil dari zaman itu.

Buku ini ditulis dengan riset mendalam, bahkan penulis juga menyambangi situs-situs sejarah dan museum terkait. Bukan saja situs-situs penting yang ada di wilayah Indonesia, terutama Batavia (Jakarta), Soerabaia, dan Malang, tetapi juga yang ada di Eropa, khususnya di kota Sittard, Belanda, dari mana para pionir Ursulin berasal.

Menyunting naskah "Jejak Cinta" meninggalkan kesan yang sungguh dalam. Sejak proses review naskah hingga penyuntingan saya berkomitmen untuk menyediakan diri masuk secara total dengan situasi, tokoh, alur, dan alur kisah di dalamnya. Meskipun cukup menguras energi, tetapi bagi saya pengalaman itu sangat menyenangkan. Saya bukan sekadar menyunting naskah sejarah yang hanya saya bayangkan, tetapi saya serasa masuk dan ada bersama para tokoh di Batavia ataupun Hindia Belanda pada zaman itu. Peleburan diri dan rasa empati tersebut memudahkan saya dalam melakukan proses penyuntingan naskah sejarah yang ingin mengedepankan sisi human interest. 

Oya, dalam perjalanannya saya juga membantu penulis untuk merealisasikan penerbitan buku ini secara mandiri (self publishing). Artinya, penulis membayar sendiri seluruh biaya cetak dan distribusi buku ini. Saya membantu penulis menyediakan desainer kover dan penata letak yang membantu melakukan proses pra-cetak. Saya juga bertanggung jawab untuk menemukan dan mengontak penerbit (sekaligus percetakan) yang sesuai. Setelah penerbit mendapatkan ISBN dari Perpustakaan Nasional, saya pun bertanggung jawab untuk segera memesan pencetakan sejumlah eksemplar yang diinginkan penulis dengan sistem POD (Print on Demand). Mendekati hari dan setelah buku terbit, saya pun membantu melakukan promosi/pemasaran lewat media sosial saya.

Dalam obrolan virtual dengan seorang teman youtuber (ybualways Channel) terkait pekerjaan selama masa pandemi covid-19, saya sempat juga berbagi cerita proses penyuntingan buku Jejak Cinta.   

Pemasaran buku self publishing ini tetap menjadi hak dan tanggung jawab penulis.
Nah, jika berminat untuk membaca dan memiliki Jejak Cinta, teman-teman dapat langsung menghubungi penulisnya melalui beberapa akun media sosialnya berikut.

Facebook: Indies Loner
Instagram: @connielianto

Salam Literasi!

Depok, 4 Juni 2020


Tidak ada komentar:

Posting Komentar