Ibuku sekarang selamanya (Foto @dwi_klarasari) |
Ketika tangisan pertama
menguak dari mulut setiap orang
maka terusik sebuah ketegangan
Ketika terukir sebersit senyum
penuh kebahagiaan
Maka tercipta sebuah kelegaan
Ketika tangisan-tangisan
berikutnya menggema
menghiasi dan mengiringi
irama alam kehidupan
maka terpatri sebuah tanggung jawab
Dan mata batin kita mengaku
"Ibu...ibu... itulah engkau yang
melahirkan dan membesarkan aku”
Dan ketika irama alam kehidupan
tak perlu lagi dihiasi oleh tangisan-tangisan
seiring berlalunya waktu dan
timbullah hidup baru
Adakah aku masih menempatkan engkau...
di mana Ibu...?”
(Sora Mido, Desember 1994)
menguak dari mulut setiap orang
maka terusik sebuah ketegangan
Ketika terukir sebersit senyum
penuh kebahagiaan
Maka tercipta sebuah kelegaan
Ketika tangisan-tangisan
berikutnya menggema
menghiasi dan mengiringi
irama alam kehidupan
maka terpatri sebuah tanggung jawab
Dan mata batin kita mengaku
"Ibu...ibu... itulah engkau yang
melahirkan dan membesarkan aku”
Dan ketika irama alam kehidupan
tak perlu lagi dihiasi oleh tangisan-tangisan
seiring berlalunya waktu dan
timbullah hidup baru
Adakah aku masih menempatkan engkau...
di mana Ibu...?”
(Sora Mido, Desember 1994)
Kemarin kutelepon ibu. Setelah lama tak pulang, kukabarkan bahwa aku akan
pulang dalam waktu dekat. Ibu langsung berkabar: ”Nanti Ibu masakin bakso!”
Lalu Ibu sibuk menceritakan rencana untuk belanja esok lusa. Katanya ia akan membeli daging,
bakso, mie, dan segala macam. Kemudian Ibu masih juga meminta persetujuanku
untuk dibuatkan sambal goreng. Kupikir, pasti sangat repot, jadi kuusulkan
untuk memasak rawon saja. Lebih sederhana.
Setahuku tangan ibu belum bisa difungsikan dengan baik. Kira-kira tiga
minggu yang lalu belliau jatuh terpeleset dan pergelangannya retak. Jangankan
memasak, memegang sendok untuk makan sendiri pun belum lancar. Waktu
kuingatkan, beliau bilang akan siapkan bahan mentah dan racik semua bumbu.
Nanti aku, adikku, atau siapa pun hanya perlu memasak sesuai instruksi beliau.
Ya benar juga sih, jadi rasa masakan tetap“khas ibu”. Sebenarnya, aku pun kangen masakan ibu.
Jadi teringat lagu yang kunyanyikan saat masih TK
Kasih Ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang Surya menyinari dunia
Begitulah Ibuku. Dalam keadaan sehat maupun sakit, tetaplah seorang ibu yang tak ingin
membuat anak-anak khawatir bahkan hanya ingin membuatnya bahagia.
Kalimalang, Desember 2008
Kalimalang, Desember 2008
PS:
Selamat Hari Ibu, untuk semua ibu di dunia!
Berkatmu besar di surga...
...Tangan halus dan suci, tlah mengangkat diri ini, jiwa raga dan seluruh hidup..rela dia berikan.
BalasHapusOh..bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku...
Mom...you're the best!!
I Love U, Mom..