Foto: klimkin, Pixabay |
Pada suatu masa seseorang
memberiku makanan yang tidak kusuka. Lalu kutolak dengan kata-kata paling halus
dan sopan yang kupunya. Namun, dia tetap memaksa. Seorang kawan yang bersama
kami berujar ‘Ayolah diterima, tidak baik menolak pemberian orang lain’.
Kemudian kawan lain pun menimpali, ‘Betul! Sakit hati kita meminta tidak
diberi, tetapi lebih sakit hati jika memberi tidak diterima’.
Ujaran kawan tersebut begitu
mengejutkan dan terasa menohok. Entah bagaimana, lalu kupikir ada benarnya
juga. Sepertinya kurang manusiawi menolak kebaikan hati orang.
Namun di kemudian hari, lebih
banyak pengalaman ternyata mengajarkan perihal perspektif lain dalam memberi dikaitkan
dengan kebaikan hati.
Banyak orang yang merasa telah
berbuat baik justru menjadi sakit hati atau kecewa karena merasa kebaikannya
tidak dihargai, ditolak, tidak diacuhkan, dan sebagainya. Mungkin saja kita
sering merasa sudah melakukan hal-hal baik untuk saudara, keluarga, sahabat, orang
lain, komunitas, dan lain-lain, tetapi berakhir dengan rasa sakit hati karena
kebaikan kita tidak diterima dengan baik sebagaimana yang kita harapkan.
Jika direnungkan, ternyata
sakit hati atau apa pun sebutannya, terjadi karena sadar atau tidak, ada sebuah
harapan/keinginan dari lubuk hati kita yang terdalam bahwa kebaikan kita akan
diterima dengan baik dan penuh rasa terima kasih oleh si penerima.
Konon, keinginan agar kebaikan
kita diterima adalah salah satu tanda ketidaktulusan kita dalam berbuat baik.
Berbuat baik atau memberi bantuan (benda atau yang lain) haruslah dengan
ketulusan.
Ketulusan adalah kesungguhan
dan keikhlasan dari lubuk hati yang jujur.
Kebaikan yang sungguh tulus
tidak mengharapkan balasan apa pun.
Bahkan sekadar sebuah harapan
bahwa kebaikan itu akan diterima.
Tidak pula untuk sekadar
mendengar ucapan terima kasih.
Di dunia ini semua bersifat
relatif, termasuk kebaikan.
Baik menurut kita belum tentu
baik bagi orang lain.
Namun tetaplah berbuat baik
dari hati tulusmu.
Depok, 5 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar