Kamis, 13 Mei 2010

Cinta Terlahir untuk Cinta

Semalam aku ber-sms panjang lebar dengan seseorang, setelah beberapa waktu sebelumnya bertelepon panjang dengan yang lain. Topiknya sama, bagaimana suatu kebencian yang tak jelas ujung pangkalnya mampu menyelimuti manusia. Mengapa bisa ada kebencian setelah cinta pernah hadir di antara manusia. Bagaimana tiba-tiba semua menjadi kata-kata kasar dan saling menghinakan. Masih terpikir olehku hingga saat kuteringat Gibran - Sang Maestro pujaan! Teringat bagaimana dia memaknai cinta. Bahwa cinta memang tak selamanya berupa jalan mulus penuh cinta... onak duri mungkin adalah wujudnya.


Bila cinta memanggilmu, turutilah bersamanya
Kendati jalan yang mesti engkau lalui sangat keras dan terjal
Ketika sayap-sayapnya merangkulmu, maka berserah dirilah padanya
Sekalipun pedang-pedang yang bersemayam
di balik sayap-sayap itu barangkali akan melukaimu
Ketika ia bertutur kepadamu, maka percayalah padanya
Walaupun suaranya akan memporandakan mimpi-mimpimu
laksana angin utara yang meluluh-lantakkan tetamanan
Cinta akan memahkotai dan menyalibmu
Menyuburkan dan mematikan
Membubungkanmu terbang tinggi mengelus pucuk-pucuk rerantinganmu
yang lentik dan menerbangkanmu ke wajah matahari
Namun cinta juga akan mencekik dan menguruk-uruk akar-akarmu
sampai tercerabut dari perut bumi

Serupa dengan sekantong gandum, cinta menyatukan dirimu dengan dirinya
Melolosmu sampai engkau bugil bulat
Mengulitimu sampai engkau terlepas dari kulit luarmu
Melumatmu untuk memutihkanmu
Meremukkanmu sampai engkau menjelma liat
Lantas,
Cinta akan membopongmu ke kobar api sucinya
Sampai engkau berubah menjadi roti yang disuguhkan dalam suatu jamuan agung kepada Tuhan
Cinta melakukan semua itu hanya untukmu
sampai engkau berhasil menguak rahasia hatimu sendiri
Agar dalam pengertianmu itu engkau sanggup menjadi bagian dari kehidupan
Jangan sekali-kali engkau ijinkan ketakutan bersemayam di hatimu
Supaya engkau tidak memperbudak cinta hanya demi meraup kesenangan
Sebab memang akan jauh lebih mulia bagimu
Untuk segera menutupi aurat bugilmu dan meninggalkan altar pemujaan cinta
Memasuki alam yang tak mengenal musim
Yang akan membuatmu bebas tersenyum, tawa yang bukan bahak,
hingga engkau pun akan menangis, air mata yang bukan tangisan
Cinta tak akan pernah menganugerahkan apa pun kecuali wujudnya sendiri
Dan tidak sekali-kali menuntut apapun kecuali wujudnya sendiri itu pula
Cinta tidak pernah menguasai dan tidak pernah dikuasai
Lantaran cinta terlahir hanya demi cinta

Manakala engkau bercinta, jangan pernah engkau tuturkan,
“Tuhan bersemayam di dalam lubuk hatiku.”
Namun ucapkanlah, “Aku tengah bersemayam di dalam lubuk hati Tuhan.”
Jangan pula engkau mengira bahwa engkau mampu menciptakan jalanmu sendiri.
Sebab engkau dengan seijin cintalah jalanmu akan terkuak
Cinta tidak pernah mengambisikan apa pun kecuali pemuasan dirinya sendiri
Tetapi bila engkau mencintai dan terpaksa mesti menyimpan hasrat,
Maka jadikanlah hasratmu seperti ini:
Melumatkan diri dan menjelma anak-anak sungai yang gemericik
mengumandangkan tembang ke ranjang malam
Memahami nyerinya rasa kelembutan
Berdarah oleh pandanganmu sendiri terhadap cinta
Menanggung luka dengan hati yang penuh tulus nan bahagia
Bangkit di kala fajar dengan hati mengepakkan sayap-sayap
Dan melambaikan rasa syukur untuk limpahan hari yang berbalur cinta
Merenungkan muara-muara cinta sambil beristirahat di siang hari
Dan kembali di kala senja dengan puja yang menyesaki rongga hati
Lantas, engkau pun berangkat ke peraduanmu dengan secarik doa
Yang disulurkan kepada sang tercinta di dalam hatimu
Yang diiringi seuntai irama pujian yang meriasi bibirmu.
[Bahasa Cinta - Kahlil Gibran]

PS:For my dear best friend, teriring doa, semoga semua kembali berdamai... Biarlah cinta juga yang mengembalikan rasa cinta itu... karena cinta terlahir hanya untuk cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar