Senin, 10 Mei 2010

INTERNET Membuat Dunia (ku) Semakin Tak Berbatas

Salah satu hobiku sejak duduk di bangku Sekolah Dasar adalah korespondensi. Surat pertamaku kukirim untuk Ayah tercinta yang sedang belajar di kota Yogya. Saat-saat menunggu balasannya adalah waktu yang menegangkan. Ketika Pak Pos (yang kala itu masih bersepeda) datang, tak pelak aku pun selalu melonjak kegirangan. Surat-suratku berikut kukirim untuk teman dan sahabat penaku.
Semasa SMA sering aku duduk berkutat di meja belajar hingga lewat tengah malam. Setiap mengintip Ayah mengira aku belajar keras
untuk ulangan esok hari. Namun Beliau akan terbelalak saat mendatangi mejaku. Karena yang ada di depanku bukanlah buku pelajaran atau catatan… tetapi lembaran-lembaran surat yang sedang kuselesaikan. Saat itu sahabat penaku ada belasan bertebaran di berbagai kota dan pulau di Indonesia. Saat Ayah memutuskan pindah rumah di pinggiran kota Semarang, semua surat jatuh di rumah Pak RT. Kasihan Pak RT… setiap beberapa hari sekali Beliau harus datang ke rumahku untuk mengantar surat-surat yang terkirim untukku. Lebih kasihan lagi, Suster Kepala di SMA-ku. Keputusan Beliau untuk menyensor surat-surat yang diterima siswanya , “maaf” menjadi senjata makan tuan. Olala… tugas Beliau akan menjadi semakin berat jika teman-temanku melayangkan suratnya ke sekolahku. Surat temanku sering kali ada berlembar-lembar… :-)

Entah mulai kapan tak begitu kuingat. Mungkin d
i era 80-an. Tak kuingat pula siapa yang pertama memperkenalkannya padaku. Tiba-tiba saja aku sudah mengenal internet. Kala itu warung internet (warnet) belum sebanyak sekarang. Tapi ada teman yang cukup berada yang bisa melakukan koneksi internet di rumahnya. Saat itu internet membuatku begitu takjub… tanpa kutahu siapa penemunya dan bagaimana cara kerjanya. Yang ada di benakku hanyalah: internet itu penemuan hebat! Aku bisa berkirim surat bahkan mengobrol dalam suatu komunitas tanpa harus pergi ke kantor pos. Aku pun tak perlu lagi menunggu berhari-hari, berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk mendapat balasan/tanggapan. E-mail telah menggantikan komunikasi berbasis kertas surat. Alhasil, kedatangan Pak Pos (yang telah berganti dengan sepeda motor) menjadi tak sesering waktu-waktu sebelumnya.

Internet berkembang begitu pesat. Meski tidak semua orang berniat mencari tahu sejarah penemuannya, sebagian besar orang kini merasa harus m
ampu memanfaatkan internet. Tidak hanya generasi yang lahir di era 80-an atau 90-an, generasi yang lahir beberapa dekade sebelumnya pun banyak yang merasa belum eksis bila belum bersentuhan dengan “dunia ajaib itu”. Tak hanya sebagai sarana komunikasi, Internet dengan cepat menyusup dan berperan dalam segala bidang kehidupan. Pendidikan dan riset, bisnis dan perbankan, administrasi pemerintahan, sosialisasi, pers serta penerbitan, dan sebagainya.
  • Pada masaku sekolah informasi hanya dapat ditemukan di buku-buku. Tapi murid sekolah di era internet ini tidak lagi menganggap buku sebagai gudang ilmu. Mereka mampu mendapatkan informasi tanpa memiliki buku. INTERNET adalah jawabannya! Sosok ini telah mampu menggantikan peran buku dan perpustakaan.
  • Di era internet transaksi jual-beli tak harus bertatap muka. Dari sekedar membeli asesoris hingga baju, buku hingga barang elektronik, onderdil hingga mobil… semua bisa dilakukan melalui INTERNET.
  • Bayar-membayar segala macam tagihan, cek rekening, transfer dana, dan apapun kegiatan perbankan bisa dilakukan melalui INTERNET.
  • Peranan INTERNET bagi dunia pers dan penerbitan ataupun bidang keamanan.. tak perlu dipertanyakan lagi.
Di internet telah tersedia berbagai mesin pencari (search engine, seperti: google, altavista, infoseek, alweb, dsb) yang semakin canggih dan bervariasi. Dengan menulis satu kata kunci (keyword) atau lebih pada sebuah search engine kita dapat menemukan “banyak hal” (kalau tak boleh dibilang “apapun”) yang kita mau. Ensiklopedi, kamus, modul, mesin konversi (satuan, mata uang, dll, berikut kalkulator), info cuaca, info waktu di seluruh dunia, dan banyak lagi. Semua akan tersaji cepat pada layar monitor yang hanya berukuran sekian inchi.

INTERNET dengan segala kelebihannya telah menguatkan lahirnya era globalisasi. Era di mana tak ada lagi batas-batas nyata yang memisahkan berbagai bidang kehidupan di dunia. Batas geografis, politis, da
n ideologi tidak lagi menjadi penting. Jika pada zaman Marcopolo dunia terasa amat sangat luas dengan benua-benua terpisahkan oleh lautan dan samudra, maka kini dunia seolah tak berbatas. Sekarang... menit pertama kutulis/ucapkan hello dari tepian Jakarta, tak sampai menit kedua temanku di Skive-kota di kerajaan kecil Denmark dekat kutub utara sudah membalas sapaku itu. Hobi travelling-ku yang sering terkendala oleh dana sedikit terpenuhi dengan adanya INTERNET. Tanpa membeli tiket dan pergi keluar rumah, kini aku bisa melang-lang melihat keelokan pulau-pulau di Indonesia bahkan pergi ke Italia-negeri impianku.

Dunia semakin tanpa bat
as dengan kecanggihan World Wide Web (www) atau web di INTERNET. Menurutku penemuan www ini sangat menakjubkan. Berbagai informasi (dokumen/tulisan, gambar, suara, gambar+suara, dll) dari seluruh benua di planet Bumi ini dapat ditemukan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Dari wilayah di belahan bumi utara hingga selatan, dari belahan timur hingga barat, bahkan dari luar angkasa sekalipun. Dunia benar-benar semakin tak berbatas. “Dunia hanya selebar daun kelor” atau tepatnya “dunia hanya selebar monitor”. Tunggu... kini dunia bahkan hanya menjadi selebar LCD telepon seluler-yang bisa mencapai 2,5 x 3,5 cm saja. Sebab, oleh perkembangan teknologi, kini internet pun dapat diakses melalui telepon seluler.

Dunia semakin tak berbatas! Menurut sumber yang dapat dipercaya (www.internetworldstats.com) hingga tahun 2008 ada kira-kira 1,5 miliar pengguna internet dari total 6,7 miliar penduduk dunia pada saat itu. Artinya, lebih dari 20% penduduk dunia mengandalkan INTERNET . Di Indonesia persentasenya diperkirakan mencapai 13% dari jumlah penduduk saat itu. Survei membuktikan, pengguna internet terus berkembang dan meningkat rata-rata 20%. Jika menggunakan hitungan kasar, tak sampai 50 tahun lagi semua generasi sudah terikat dalam “satu dunia mini” internet.

Waktu terus berjalan. Banyak perubahan dan perkembangan. Setiap orang berubah dan berkembang. Sekolah berpindah, rumah tinggal berpindah, teman datang dan pergi silih berganti, bekerja ke lain kota atau ke lain pulau, bahkan melang-lang hingga ke negeri seberang. Alamat surat berubah, nomor telepon berganti, e-mail address berubah, … dan kadang kala semua itu luput dari catatan pribadi. Akibatnya, banyak orang sering kali kehilangan komunikasi (lost contact) dengan keluarga, sahabat,dan orang-orang yang pernah hadir dalam hidupnya. Tapi jangan takut, siapapun yang pernah mencatatkan diri dalam dunia maya INTERNET, akan dengan mudah ditemukan. Saat ini begitu banyak situs jejaring sosial di internet yang berjasa menemukan “orang hilang” dan menghubungkan kembali banyak pertemanan yang lepas di masa lalu. Facebook, Friendster, Twitter, Myspace, dan banyak lagi. Jika kuketik nama satu temanku yang “hilang” pada search engine (asalkan dia pernah menuliskan namanya di internet misalnya terkait pekerjaan, tulisan, blog, jejaring sosial, dan sebagainya) maka kemungkinan besar dia akan ditemukan dengan mudah. INTERNET oh INTERNET… hebatnya kau!!!



JEDA….


NAMUN TERNYATA, internet tak hanya hebat, tak hanya membawa keuntungan dan kebaikan. Banyak hal buruk ternyata juga hadir bersama lahir dan berkembangnya INTERNET. Bukan hanya ulah iseng penyebar virus/hacker atau pembobol akun pribadi. Berbagai penipuan di INTERNET semakin marak dan canggih dan berbagai kejahatan lain terus mengintai. Pembobolan rekening pribadi/credit card, perdagangan narkoba, perdagangan anak hingga prostitusi lewat internet bukan hal baru. Bahkan terorisme pun kini telah berbasis internet. Tak hanya itu, dampak penggunaaan internet yang salah menjadi ancaman tersendiri. Dari game online yang berdampak addicted hingga pengaksesan situs-situs berbau pornografi oleh anak-anak di bawah umur membawa berbagai dampak sosial yang mengkhawatirkan. INTERNET oh INTERNET...
Sesungguhnya, selain berisi kekaguman tulisan ini ingin menyisipkan suatu pertanyaan beraroma kekhawatiran. Benarkah INTERNET melulu membawa keuntungan dan berjasa tiada tara bagi dunia? Untuk menemukan jawabannya, tentu memerlukan sebuah tulisan khusus.



Note:
Tulisan ini terinspirasi oleh isi threat
http://jonasgobang.blogspot.com (Social and Political Implication of Decentralized Network: Teknologi Informasi Membawa Implikasi Sosial dan Politik dalam Dunia Tanpa Batas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar