Ning, kemari! Cepat!
Begitu ayahku memanggil
Setengah berbisik dan tergesa
Seakan tak ingin kehilangan momen
Kutinggalkan kerja dan bergegas datang
Kau dengar sesuatu, tanya dia saat kumendekat
Banyak suara datang menyerbu gendang telingaku
Berisik putaran baling-baling kipas angin tua di dinding
Berulang dentaman palu dan gesekan gergaji para tukang
Juga teriakan mandor bangunan dari rumah tetangga
Bukan, suaranya ada di dekat kita, sanggah ayahku
Saat itu kami ada di depan ruang yang kami namai dapur
Tak ada suara apa pun dari ruang tempatku menjerang air
Kupertajam naluriku untuk dapat mendengar suara lembut
Hanya kudengar keluh hatiku yang dikejar tenggat waktu
Ada suara orang sibuk di dapur, kembali ayah berbisik
Ah, sudah pasti itu ibu, ratu keluarga pemilik dapur
Aku tak punya indra keenam seperti ayahku
Karna tak sedikit pun kudengar suara itu
Namun aku merasa ibu ada di situ
Mungkin ibu tahu aku pulang
Itulah sebab ibuku datang
Ingin memasak untukku
Atau mengingatkanku
Bawa seikat bunga
ke makamnya
Semarang, 6 September 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar